
Pemerintah Dorong Implementasi Kurikulum Merdeka di Seluruh Sekolah pada 2024
Jakarta, 19 September 2024 – Pemerintah Indonesia terus mendorong percepatan implementasi Kurikulum Merdeka di seluruh jenjang pendidikan pada tahun 2024. Program ini dianggap sebagai langkah besar dalam membentuk siswa yang kreatif, inovatif, dan adaptif terhadap perkembangan zaman, khususnya di era digital dan globalisasi. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyatakan bahwa Kurikulum Merdeka akan menjadi standar utama di semua sekolah negeri dan swasta pada akhir 2024.
Dalam pernyataan yang diberikan oleh Mendikbudristek, Nadiem Makarim, Kurikulum Merdeka dirancang untuk memberikan ruang yang lebih fleksibel bagi guru dan siswa dalam mengelola proses belajar mengajar. “Kita ingin mendorong pembelajaran yang lebih relevan dan bermakna bagi siswa. Kurikulum Merdeka memungkinkan pengajaran yang berpusat pada potensi dan kebutuhan siswa, sehingga mereka dapat mengembangkan kemampuan abad ke-21 seperti berpikir kritis, kolaborasi, dan kreativitas,” ujar Nadiem.
Sejak diperkenalkan secara bertahap pada tahun 2021, Kurikulum Merdeka telah diadopsi oleh lebih dari 50% sekolah di Indonesia. Tahun 2024 diharapkan menjadi tahun penuntasan di mana seluruh sekolah akan mengikuti standar baru ini, meninggalkan sistem kurikulum lama yang dianggap terlalu kaku dan membatasi inovasi.
Dampak Terhadap Siswa dan Guru
Para guru juga mendapatkan pelatihan intensif untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka secara efektif. Salah satu perubahan signifikan adalah peran guru sebagai fasilitator yang membantu siswa menemukan solusi sendiri, alih-alih menjadi pemberi instruksi semata. Hal ini diharapkan dapat mendorong siswa menjadi lebih mandiri dalam belajar, dengan pemanfaatan proyek nyata yang lebih sering diterapkan dalam pembelajaran.
Namun, penerapan Kurikulum Merdeka masih menghadapi tantangan. Di beberapa daerah, terutama wilayah-wilayah terpencil, keterbatasan akses terhadap teknologi dan sumber daya pendidikan menjadi hambatan utama. Beberapa sekolah juga mengeluhkan kurangnya tenaga pengajar yang terlatih untuk menjalankan sistem baru ini. Oleh karena itu, Kemendikbudristek terus berupaya memperluas program pelatihan dan meningkatkan infrastruktur pendidikan di daerah-daerah tersebut.
Reaksi Positif dari Orang Tua dan Siswa
Di sisi lain, banyak orang tua dan siswa menyambut positif kebijakan ini. Siti Aminah, seorang ibu di Surabaya, menyatakan bahwa Kurikulum Merdeka telah membawa dampak yang baik bagi anaknya. “Sekarang anak saya lebih termotivasi untuk belajar karena pembelajarannya lebih menarik. Mereka tidak hanya menghafal, tapi benar-benar mengerti apa yang mereka pelajari,” ungkapnya.
Para siswa juga merasakan perubahan yang signifikan. Naufal, seorang siswa SMA di Jakarta, merasa lebih tertantang dengan pendekatan pembelajaran proyek yang diterapkan di sekolahnya. “Kami bisa lebih bebas mengeksplorasi ide-ide sendiri, dan itu membuat belajar jadi lebih menyenangkan,” katanya.
Dengan semakin banyak sekolah yang beralih ke Kurikulum Merdeka, pemerintah berharap pendidikan di Indonesia dapat melahirkan generasi yang siap menghadapi tantangan global dengan kemampuan berpikir kritis dan solusi kreatif.
Share to :